Berita MGMP

Senin, 13 Februari 2017

Seperti Biasa, Guru Tetap Bekerja

TAK terasa, ternyata sudah berjalan 18 tahun. Sudah cukup lama tapi rasanya masih seperti pertama kali menjalaninya. Tepat 20 Juli 1998 saya menjadi seorang pendidik. Masih teringat pertama kali menjadi pendidik bukan karena kemauan tapi karena malu jika seorang sarjana harus menganggur. Pulang kampung dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi (SE) tapi harus duduk diam bukanlah hal yang mudah.

Sempat mengangur 6 bulan, akhirnya saya memutuskan untuk mengabdi sebagai pendidik daripada duduk diam di rumah. Masih teringat tawaran itu datang dari salah seorang guru tempat adikku bersekolah. Maklum tahun 1998 itu, Karimun masih sebuah kota yang kekurangan tenaga pendidik.

Alhamdulillah, saya bisa mengantarkan surat lamaran ke sekolah seperti yang dianjurkan oleh Kepala Sekolahnya, Pak Rasudiyanto Rauf, waktu itu. Dengan kepribadian kebapakannya mengabdi sebagai pendidik, di bawah kepimpinannya bagi saya lumayan menjadi kenangan tersendiri walau hanya 6 bulan di bawah kepemimpinan bapak itu. Begitu menyenangkan terasa menjadi guru.

Kepala sekolah kedua adalah Pak Yatim Mustafa. Di bawah kepempinannya saya dianjurkan untuk mengambil Akta IV semacam SIM (Surat Izin Mengajar) bagi setiap orang yang ingin menjadi guru. Kata Pak Yatim, akta IV itu perlu untuk menjadi seorang pendidik. Kala itu tidak pernah terpikir bahwa akan menjadi seorang pegawai negeri dengan gaji terhitung kecil tapi alhamdullilah selalu mendapat rezeki tambahan dari bapak Kepala Sekolah.

Kenangan yang tidak mungkin terlupakan di masa beliu adalah bahwa Pak Yatim Mustapa selalu disela-sela kesibukannya mengajak kami yang mungkin dianggap anaknya mencari buah kemunting di sekitar tanah (pekarangan) sekolah. Waktu terus berjalan bersamanya. Dia Kepala Sekolah, saya adalah tenaga guru sebagai honorer. Akhirnya beliau harus pindah juga.

Kepimpinan selanjutnya adalah Bapak M. Rasyid Nur. Kesan pertama yang masih teringat dari Kepsek yang satu ini adalah beliau tidak pernah membeda-bedakan antara tenaga honorer dengan Pegawai Negeri. Di bawah kepemimpinanya banyak pelajaran yang saya dapatkan, seumpama bagaimana menjadi pendidik yang baik.
MGMP untuk Pengembangan Diri

Akhirnya masa perpisahan dengan Kepsek ini tiba juga. Datang pula Kepsek selanjutnya, Pak Riady yang sebelumnya bertugas di SMA Negeri 3 Karimun. Beliau merupakan guru saya sewaktu saya masih di SMA, dulu. Bapak yang satu ini terkenal dengan pendiamnya. Mungkin sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya, Matematika. Waktu bersama denganya tidak lama kepala sekolah selanjutnya Pak Drs Rustam, dengan gaya kepimpinan yang berbeda pula. 

Tanggal 27 Januari 2017 kemaren, Kepala Sekolah kembali diganti dengan 'bos' baru. Bapak Drs. Sugiarto, MM, itulah nama yang sudah saya kenal sebelumnya. Beliau pernah menjadi rekan guru, sesama mengabdi di sekolah ini beberapa tahun lalu. Sekarang dia menjadi kepala sekolah kami di SMA Negeri 2 Karimun, tempat saya mengabdi sejak pertama kali hampir 18 tahun lalu.  Kepala Sekolah silih berganti, tapi saya masih tetap di sini. Alhamdulillah, masih diberi waktu untuk mengabdi.

Harus saya katakan, semuanya masih biasa saja menurut saya. Tidak ada yang berbeda, rasanya. Harus datang pagi, tetap menghadapi siswa di kelas, menyiapkan administrasi dan perangkat pembelajaran sebagai guru, dan kerja-kerja rutin lainnya yang rasanya memang tidak akan berubah. Mungkin yang berbeda hanya Kepala Sekolahnya.  Tapi semangat dan tanggung jawabnya tetap sama. Itulah dia menjadi pendidik yang melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.

Lainnya, yang juga wajib tetap sama untuk dijaga adalah menjadi guru berintegritas, guru yang disenangi siswa dan guru yang bekerja dengan landasan peraturan, bukan berdasarkan kesenangan atasan. Itulah yang sesungguhnya yang harus dilaksanakan oleh guru seperti saya dan Bapak/ Ibu lainnya. Pak Kepsek boleh terus berganti, tapi kita sebagai guru tidak boleh berganti tugas dan fungsi kita. Kita adalah guru yang akan terus digugu dan ditiru oleh siswa bahkan oleh masyarakat. Semoga kita mampu menjadi guru yang menyenangkan bagi anak-anak kita sekaligus membanggakan atasan kita.***

SITI NURABAYA AZ, SE
Guru SMA Negeri 2 Karimun

Tidak ada komentar:
Write komentar

Berikan Komentar Anda